search

Selasa, 15 Desember 2009

Narkoba dan Bahaya Pemakaiannya di Kalangan Remaja

Apa yang disebut NARKOBA

Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :

• Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.

• Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:

• Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:

• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.

Jenis Narkoba menurut efeknya

Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:

1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.

2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.

3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

Penyalahgunaan Narkoba

Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian. Tetapi karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dll. - maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.

Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:

1.
coba-coba
2.
senang-senang
3.
menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
4.
penyalahgunaan
5.
ketergantungan

Dampak penyalahgunaan Narkoba

Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.

Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

Dampak Fisik:

1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi

2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah

3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim

4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru

5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur

6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual

7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)

8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya

9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian

Dampak Psikis:

1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah

2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga

3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

Dampak Sosial:

1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan

2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga

3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

Bahaya bagi Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

Apa yang masih bisa dilakukan?

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu

1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.

2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 - 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

Remaja Dan Seks...

Apakah Anda pernah membaca tentang hasil penelitian Komnas Anak tahun 2008? 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan lagi. Terus akhir-akhir ini juga dibeberapa majalah dimuat mengenai tulisan tentang fenomena seks di usia remaja. Yang paling mengerikan adalah fakta bahwa ada remaja SMP yang mengaku melakukan hubungan seks di rumahnya sendiri di ruang televisi. Belum lagi, membaca artikel di majalah lain mengenai prostitusi di kalangan siswi remaja, ternyata hal itu dibuktikan benar pula dari penelitian yang dilakukan majalah tersebut.

Entah karena kurang perhatian orang tua, sekolah yang kurang dapat mengontrol hal ini atau memang karena tuntutan kemajuan jaman yang memaksa remaja melakukan hal ini? Entahlah. Remaja memang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Tugas utamanya adalah pembentukan identitas atau konsep diri, dan membentuknya dengan baik memang tidak mudah. Masalah-masalah remaja seperti ini, sering timbul karena konsep diri remaja juga yang bermasalah. Mengijinkan dirinya melakukan hal ini, merusak diri sendiri karena ia menilai dirinya secara kurang tepat.

Saat ini, sulit menemukan figur yang tepat untuk dijadikan model alias contoh bagi remaja untuk bertindak sebaiknya ia seperti apa. Hal ini, tampaknya dapat membuat remaja buntu mau harus bergerak di mana. Apalagi, informasi remaja juga sangat terbatas atas masalah ini. Dan sedihnya lagi, batasan yang kaku tanpa memberikan penjelasan, membuat remaja yang RASA INGIN TAHUNYA BESAR, malah ingin coba-coba, jadinya SALAH JUGA!

Beberapa kondisi remaja yang pernah penulis lihat, mungkin pula dapat memberikan gambaran remaja kita, ada yang menyedihkan ada dan ada pula yang mengharukan. Di pinggiran Jakarta Barat, Dumpit, masalah seks dengan melegalkannya menjadi pernikahan dini atas dasar masalah ekonomi yang mendesak, tampaknya sudah biasa. Orang tua di sini malah yang membiarkan anaknya menikah dini agar perekonomian orang tua membaik. Apa remaja ada pilihan?

Di sisi yang lain, di bagian Jakarta Barat yang lain, di daerah elitnya, remaja-remaja berkumpul untuk membahas bahwa pacaran sebaiknya tidak dilakukan dahulu, terkait dengan nilai-nilai budaya dan agama. Guru-guru yang memfasilitasi untuk pembahasan ini. Jangankan bicara mengenai seks secara vulgar, pacaran saja tidak boleh. Baik yah guru-gurunya, tapi apa itu cukup?

Ada pula, remaja yang khusus dibawa orang tuanya dari luar negeri untuk dikonsultasikan ke profesional, orang tua mulai prihatin karena anaknya pernah pulang hingga larut malam dengan ‘cipok’ sana-sini di lehernya. Usut punya usut, orang tua memang tidak pernah punya waktu dengan anaknya. Jadinya kaget deh, bingung.

Meski dianggap penting, pendidikan seks bagi remaja belum terlalu banyak dilakukan ternyata. Jarang ada guru yang kreatif yang bisa memfasilitasi hal ini, tapi ada koq seperti di atas, meski masih perlu dibenahi. Nah, mengharapkan dari guru saja, sebagai orang tua juga tampaknya tidak tepat. Sumber utama remaja bisa mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai seks (hal-hal yang berhubungan dengan jenis kelamin sampai dengan hubungan seksual) hanyalah bisa didapat secara tepat dari orang tua atau keluarga. Akan tetapi, biasanya orang tua atau keluarga sendiri yang risih membahasnya. Untungnya banyak buku-buku yang jadi pedoman untuk membahas masalah ini. Jadi bukan alasan untuk sulit melakukannya. Mungkin masalahnya, ada waktu tidak ya untuk membahasnya?

Akan tetapi yang paling penting sebagai remaja, tampaknya perlu untuk lebih MAU MENGAMBIL SIKAP DAN MENJADI ASERTIF (berani berkata ‘tidak'), bekal yang tampaknya akan dapat menjawab tantangan apapun agar tidak tergerus oleh jaman. PUNYA KONSEP DIRI YANG BAIK ITU MEMANG TIDAK MUDAH. AKAN TETAPI, SETIDAKNYA REMAJA TIDAK PERLU MERUSAK DIRI SENDIRI. BUKTIKAN MENJADI YANG TERBAIK DENGAN PRESTASI, MASA DEPAN TETAP DITANGAN PARA REMAJA, HARAPAN BANGSA KITA… Sebagai orang yang sudah lebih tua sedikit, mendukung remaja untuk maju. Kalau remaja ingin konsul sewaktu-waktu, silakan saja :)

kenakalan remaja

Kenakalan Remaja

Oleh: AsianBrain.com Content Team

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.


Definisi kenakalan remaja menurut para ahli

  • Kartono, ilmuwan sosiologi
    Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".
  • Santrock
    "Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."

Sejak kapan masalah kenakalan remaja mulai disoroti?

Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

Jenis-jenis kenakalan remaja

  • Penyalahgunaan narkoba
  • Seks bebas
  • Tawuran antara pelajar

Penyebab terjadinya kenakalan remaja

Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal:
  1. Krisis identitas
    Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
  2. Kontrol diri yang lemah
    Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal:
  1. Keluarga
    Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
  2. Teman sebaya yang kurang baik
  3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:

  1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
  3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
  4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com

Rabu, 18 Maret 2009

Suamiku, alhamdulillah aku memilihmu…

June 25th, 2007 by al-furwadady

Assalammu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Mungkin hanya ingin berbagi pengalaman. Tarbiyah yang Ana dalami dahulu adalah melalui harakoh liqo’-nya PKS, cukup lama, sejak Ana SMA sampai pasca-sarjana. Tujuan Ana mengikuti liqo’ sesungguhnya hanyalah untuk bertholabul ‘ilmi. Ana merasa selama mengikuti liqo’, tidak banyak ilmu yg bisa Ana dapatkan. Dalam banyak rapat atau pertemuan, walaupun judulnya "untuk perkembangan dakwah", tapi terlalu banyak membahas keorganisasian. Apalagi saat2 menjelang Pemilu lalu…. Wuihhhhh… agenda dakwah hanyalah untuk kepentingan politik.

Karena itulah, Ana berusaha mencari kelompok2 lain untuk "memuaskan" kebutuhan tholabul ‘ilmi. Cukup banyak juga kelompok pengajian yg pernah Ana ikuti , seperti LDII, jama’ah tabligh dll. Sayangnya, saat itu tidak ada yg mempekenalkan Ana kepada manhaj salaf yang haq ini. Karena Ana selalu berada pada lingkungan kampus, dan yang "menguasai" lingkungan kampus di tempat Ana adalah harakoh-nya PKS, maka dengan alasan kenyamanan karena dekat dengan lingkungan kerja, Ana kembali lagi ke liqo’, daripada tidak sama sekali, pikir Ana.

Alhamdulillah, sekitar 7 bulan yang lalu Allah menunjukkan jalan kepada manhaj yang haq Ana ini melalui seorang teman dengan mengajak mengikuti dauroh 3 hari. Itulah pertama kalinya ana mengenal manhaj salaf. Kesan pertama adalah kekaguman karena dauroh begitu terbuka, boleh dihadiri siapa saja. Bahkan saat itu banyak orang2 yang sangat awam, bahkan ada juga "preman" yang ikut mendengarkan. Satu point yang sama sekali tidak pernah ana lihat di liqo’. Dauroh adalah pertemuan "super rahasia" yang hanya boleh dihadiri oleh murobbi atau anggota dengan "pangkat-pangkat" tertentu. Kalau yang untuk umum mungkin namanya hanya tabligh akbar.

Kekaguman kedua yg ana rasakan saat itulah ketegasan pada manhaj ini, terutama terhadap ketentuan ibadah dengan segala penjelasan ilmiyyah-nya. Satu hal juga yg jarang Ana dapati dalam liqo’ yg ana jalani, dimana perbedaan2 akhirnya diserahkan pada pribadi masing2 tanpa penjelasan yang benar-benar ilmiyyah dan kuat berdasarkan Quran dan Hadits.

Karena sudah cukup banyak manhaj yg pernah ana ikuti, tadinya ana pikir bahwa manhaj salaf ini hanyalah salah satu dari sekian banyak manhaj yg berkembang, terutama di Indonesia. Ana tetap mengikuti liqo’. Saat itu, satu prinsip yang cukup "mendarah-daging" dalam diri Ana adalah selama semua kelompok-kelompok pengajian itu bertujuan untuk mencari keridhoan Allah dan surga, maka mereka semua adalah benar. Perbedaan itu adalah fitrah, dan justru menambah "khasanah" kekayaan cara berpikir umat Islam. Benar-benar Ana telah terdoktrin oleh pemikirannya Hasan Al-Banna, yaitu: "Marilah kita bekerja sama untuk hal-hal yang disepakati, dan saling menghargai untuk hal-hal yang berbeda". Cara berpikir yang benar2 tidak jauh berbeda dengan mereka yg menjunjung Islam Liberal.

Tapi Alhamdulillah, ternyata Allah mempertemukan jodoh Ana dengan ikhwan bermanhaj salaf ini. Untuk ta’aruf, Ana hanya mengantongi izin dari orangtua dengan ber-"back street"-ria dari murobbi, karena ana hafal betul persyaratan dan prosedur yang akan diajukan murobbi yang seolah-olah lebih berhak menentukan iya-tidaknya, lebih dari orangtua sendiri. Walaupun begitu, Ana tetap mengajukan persyaratan kepada calon suami agar tetap diizinkan untuk liqo’ dan tetap terlibat dengan segala aktivitas harakoh. Ana akui saat itu ana cukup keras.

Walaupun saat itu calon tetap menyetujuinya, namun dia selalu sabar mengajak ana untuk berdiskusi tentang manhaj ini. Dalam diskusi, jujur, hampir semua yang keluar dari mulut Ana tentang syariah ataupun ibadah lebih bersifat aqliyah (logika/ filsafat), alias menurut pemikiran sendiri atau pemikiran si "anu", atau menurut standar masyarakat dan sebagainya. Jauh berbeda dengan calon yang selalu mengemukakan argumen-argumen ilmiyyah berdasarkan Quran dan Hadits.

Tapi karena sudah cukup lama Ana menggeluti dunia liqo’, tentu tidak begitu saja dengan mudahnya Ana bisa menerima semua pendapat calon dalam diskusi-diskusi kami. Terus terang butuh waktu. Apalagi saat dia menjelaskan mengenai penyimpangan Ikhwanul Muslimin, Hasan Al-Banna, Yusuf Qardhawi, bahkan PKS, terus terang kami sempat konfrontasi, ana membela semuanya. Terus terang walaupun lama bergelut di dunia liqo’ jujur ana akui saya tidak pernah benar2 tahu sampai ke akar2nya apa itu IM, siapa itu Hasan Al-Banna, dll. Hanya kulitnya saja. Jangan berharap kita akan mendapatinya saat liqo’.

Walaupun saat itu ana jadi tidak menyukai calon yang telah "bicara miring" tentang aktivitas yang ana geluti, justru ana menjadi penasaran. Gengsi untuk bertanya langsung ke calon, ana berusaha mencari informasi sendiri, baik di media, buku, internet maupun bertanya. Tapi malah membuat ana semakin bingung karena informasi yg ana dapatkan jadinya dari kedua belah pihak: IM dan salafy. Ada yg membela IM dan mencaci Salafy, ataupun sebaliknya.

Tapi Alhamdulillah, Allah semakin mengarahkan ana kepada manhaj yang haq ini. Terus terang ini juga berkat kesabaran calon suami ketika itu yang tidak henti2nya dengan penuh kesabaran (karena sering ana bantah) terus menerus memperbaiki pemahaman, cara berpikir dan manhaj ana. Dan Alhamdulillah sebelum menikah, ana dengan mantap memutuskan untuk keluar dari liqo’, dan tentu saja itu sangat disayangkan oleh murobbi.

Intinya, Ana sangat bersyukur atas "hadiah" luar biasa yang Allah berikan kepada ana: seorang suami yg sholeh, berilmu dan istiqomah di manhaj yang haq ini, dan juga telah begitu banyak berkorban untuk membimbing ana menuju kebenaran. Walaupun telah beberapa bulan menikah, ana akui masih "tersisa" cara-cara berpikir IM dalam diri ana, dan suami dengan sabar terus mengingatkan dan membimbing. Subhanallah.

Jadi, untuk ikhwan yang calonnya sedang liqo’, tidak ada salahnya dicoba. Pelan-pelan ajak diskusi, dan tentu saja anta harus lebih berilmu. Insya Allah dengan ilmu yang benar, sesuai Quran dan Hadits, lambat laun calon akan dapat menerimanya. Karena kebenaran akan selalu menang, jika disampaikan dengan cara yang benar dan baik pula, Insya Allah. Siapa tahu si ukhti termasuk salah satu dari orang yang beruntung seperti ana, mendapatkan suami yang dapat membimbing kepada kebenaran, wallahu’alam bi shahwab.

Afwan kalau terlalu panjang.

Wassalammu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Maria

HAMBA SELALU MEMBUTUHKAN HIDAYAH

Setiap hamba membutuhkan hidayah pada setiap waktu dan kesempatan, dalam setiap perkara yang hendak dikerjakan atau ditinggalkannya.
Masing-masing hamba tak akan lepas dari salah satu kondisi berikut:
  1. Pertama : Kondisi yang berbagai amalan yang ia lakukan tidak sebagaimana mestinya, lantaran jahalah (ketidaktahuannya). Kala itu, ia membutuhkan hidayah dari Allah, berupa terbukanya pintu ilmu.
  2. Kedua: Kondisi yang ia telah mengenal hidayah, namun ia melakukan hal-hal yang tidak sebagaimana mestinya dengan sengaja. la membutuhkan hidayah untuk dapat bertaubat.
  3. Ketiga : Kondisi yang ia tidak mengenal hidayah secara ‘ilmiyah ataupun amaliyah. Sehingga ia kehilangan hidayah, baik berupa ilmu pengetahuan maupun keinginan mendapati dan mengamalkannya.
  4. Keempat: Kondisi yang ia telah mendapat hidayah, namun hanya mampu mengamalkan sebagian dari satu amalan menurut petunjuk, sementara sebagian yang lain tidak. Orang seperti itu membutuhkan hidayah untuk dapat melakukannya secara sempurna.
  5. Kelima: Kadangkala seseorang mampu melakukan sesuatu amalan menurut bingkai dasarnya, namun belum mampu mengamalkannya secara rinci. Orang tersebut membutuhkan hidayah yang bisa membimbingnya untuk mengamalkannya secara rinci.
  6. Keenam: Kadangkala seseorang telah mendapat suatu hidayah, namuni ia masih membutuhkan hidayah lain dalam penerapannya. Karena hidayah menuju satu jalan berbeda dengan hidayah dalam meniti jalan tersebut. Bisa kita contohkan, seperti seseorang yang telah mengenal jalan ke negeri si anu, yaitu melalui jalan ini dan itu. Namun ia tak mampu menempuhnya dengan baik. Karena untuk menempuhnya dibutuhkan hidayah lain yang lebih khusus. Misalnya, seperti perjalanan yang harus dilakukan di waktu-waktu tertentu dan menghindari perjalanan pada waktu-waktu tertentu, dia harus mengambil perbekalan air di tempat ini dan itu dengan jumlah tertentu, beristirahat juga di tempat ini atau itu. ltulah yang dimaksud hidayah dalam penerapan satu amalan. Kerapkali orang yang telah mengenal satu jalan tidak mempedulikan hal itu, akhirnya ia celaka dan tidak sampai pada tujuannya.
  7. Ketujuh: Seseorang juga membutuhkan hidayah dalam satu amalan yang akan dilakukan, untuk masa- masa mendatang, sebagaimana petunjuk/hidayah yang telah ia peroleh di masa lampau.
  8. Kedelapan: Kadang-kadang seseorang tidak memiliki keyakinan sama sekali pada suatu amalan, apakah itu benar atau salah Ia membutuhkan hidayah untuk mengetahui kebenarannya.
  9. Kesembilan: Kadang seseorang yakin bahwa dirinya berada di atas kebenaran, padahal ia dalam kesesatan sementara dirinya tidak merasa. Maka orang itu membutuhkan hidayah untuk beralih dari keyakinan yang salah itu dengan bimbingan Allah.
  10. KesepuLuh: Terkadang seseorang dapat melakukan sesuatu sesuai dengan petunjuk, namun ia membutuhkan hidayah untuk dapat membimbing orang lain menuju hidayah itu, mengarahkan dan dan menasehatinya. Apabila ia melalaikan hal itu, berarti ia telah kehilangan satu hidayah sebatas kelalaiannya.
wallahu ‘alam

Senin, 16 Maret 2009

MASUK SURGA KARENA SAYANG ANAK

suatu hari 'aisyah,istri rasulullah saw didatangi seorang tamu.Dia adalah seorang wanita dg kedua anaknya yang masih kecil.Wanita tersebut datang untuk meminta sesuap makanan untuk menyuapi ke dua anaknya yang lapar.Wanita tersebut meminta bantuan kepada ;'asisyah krn ia sangat sayang kpd kedua anaknya,sementra ia tidak memiliki apa-apa. Kebetulan aisyah saat itu juga tidak memiliki makanan,kecuali sebutir korma saja.Wanita itu dengan senang menerima sebutir kurma yang diberikan aisyah.Dibelahnya buah kurma itu menjadi dua bagian,kemudian disuapkan kpd kedua anaknya.
setelah mendapatkan makanan,.sang wanita tak lupa

INGATLAH.....

jadikanlah al Qur'an sebagai penawar hati,
dzikirlah sebagai penghibur sepi,
sholatlah sebagai pelindung diri,
takwalah sebagai baju dalam taman hati nan jadikanlah islam sebagai agama sejati....

Selasa, 10 Maret 2009

SHOLAT SUBUH

"KEAJAIBAN SHOLAT SUBUH"

"Barang siapa melaksanakan sholat subuh,maka ia berada dalam jaminan alloh, maka jangan sampai alloh menarik kembali jaminannya kepada kalian dengan sebab apapun.
karena siapa yang alloh cabut jaminannya darinya dengan sebab apapun,pasti akan cabut, kemudian alloh akan telungkupkan wajahnya dalam neraka jahannam."


SEORANG penguasa Yahudi berkata: "Kami baru takut terhadap umat Islam jika mereka telah melaksanakan salat subuh seperti melaksanakan salat Jum'at." (Buku Misteri Salat Subuh oleh Dr Raghib As-Sirjani).

"Sungguh masjid-masjid di seluruh penjuru dunia ini merintih pedih dan mengeluh kepada Allah karena dijauhi oleh mayoritas kaum muslimin ketika salat subuh tengah dilaksanakan. Kalau bukan karena ketentuan Allah bahwa benda-benda mati itu tidak bisa bicara, tentu manusia dapat mendengar suara rintihan dan gemuruh tangis masjid-masjid itu mengadu kepada Rabbnya Yang Agung". (Buku Keajaiban Salat Subuh oleh Dr. Imad Ali Abdus Sami Husain).

Dibalik pelaksanaan salat subuh, tersimpan rahasia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirunut, bersumber dari pelaksanaan salat subuh yang disepelekan. Itulah sebabnya, para sahabat Nabi SAW berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu. Pernah suatu ketika mereka terlambat salat subuh dalam penaklukkan Benteng Tsatar. "Tragedi" ini membuat sahabat semisal Anas bin Malik selalu menangis bila mengenangnya.

Menurut sejarah, kejayaan lahir dan batin umat Islam zaman dahulu karena mereka yang melaksanakan salat subuh seperti yang ditakutkan oleh penguasa Yahudi di atas yaitu jemaahnya sama seperti salat Jum'at. Pada zaman salafus sholih, masjid-masjid selalu penuh sesak dengan orang-orang yang menunaikan salat subuh seperti tidak ada bedanya dengan saat mereka menunaikan salat Jum'at. Keadaan ini masih terlihat di tanah suci Makkah dan Madinah saat ini. Pantaslah di sana kehidupan masyarakatnya makmur, relatif aman dan harga kebutuhan hidup stabil sejak puluhan tahun yang silam. Misalnya harga telur, apel, ayam, pisang dan udang tetap tidak berubah sama dengan saat ini.

Saking sayangnya Rasulullah SAW kepada pengikutnya, sampai beliau berdoa: "Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh". Dan dalam hadis lain beliau menjamin bila orang senang bangun subuh maka rezeki dan hidupnya akan berkah seperti sabda Rasulullah SAW: "Berpagi - pagilah kamu mencari segala keperluan atau hajat, karena sesungguhnya diwaktu pagi itulah terdapat berkah".

Kenapa maka salat subuh itu memperoleh perhatian utama? Sebab Allah SWT sendiri telah menegaskannya dalam Al Quran: "Dan (dirikanlah pula salat subuh). Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)". ( Al Isra (17) ayat 78 ).

Salat subuh memang merupakan tolok ukur keimanan seseorang. Jika ada seorang mukmin-walaupun ia jago puasa, tilawah Al Quran, berzikir atau bahkan ia seorang Dai sekalipun, namun ia masih merasa berat untuk bangun menghadiri salat subuh berjemaah di masjid, maka ia harus banyak bermuhasabah, jangan-jangan ia termasuk dalam katagori sabda Rasulullah SAW : "Salat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah salat Isya dan salat subuh" (HR.Ahmad), demikian antara lain komentar Dr Imad Ali Abdus Sami Husain dalam bukunya "Keajaiban Salat Subuh". Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. Raghib As-Sirjani, seperti dikatakannya: "Seorang dai yang tidak menjaga salat subuh dalam berjemaah, tetapi dia berbicara dan berceramah dalam sebuah majelis tentang tegaknya agama Allah dimuka bumi, Naif !".

Dasar statement kedua ulama dan penulis Timur Tengah di atas, sudah pasti peristiwa yang terjadi di zaman Rasulullah SAW. Sebab bila beliau meragukan keimanan seseorang maka Nabi SAW akan menelitinya pada saat salat subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi salat subuh, maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati. Ubai bin Ka'ab berkata: "Rasulullah SAW pernah salat subuh, kemudian berkata, 'Apakah kalian menyaksikan bahwa si Fulan salat?' Mereka menjawab, ' Tidak '. Beliau berkata lagi , ' Si Fulan ? '. Mereka menjawab , ' Tidak '. Maka Nabi Mulia itu berkata: "Sesungguhnya dua salat ini (subuh dan Isya) adalah salat yang berat bagi orang-orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam salat subuh dan isya, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak. (HR. Ahmad dan An-Nasai). Ibnu Umar RA pun berkata: "Ketika kami tidak melihat seseorang dalam salat subuh atau isya, kami langsung berperasangka buruk kepadanya." Dan ujar Imam Malik lagi : "Batas antara kita dengan orang-orang muanfik adalah menghadiri salat isya dan subuh, sebab orang-orang munafik tidak sanggup menghadiri kedua salat tersebut".

Diceritakan satu ketika Rasulullah SAW salat subuh di masjid Nabawi. Begitu pulang beliau mendapati putrinya Siti Fatimah masih tidur. Maka beliau pun membalikklan tubuh Fatimah dengan kakiknya, kemudian berkata: "Hai Fatimah, bangun dan saksikanlah rezeki Robbmu, karena Allah SWT. membagi-bagi rezeki para hamba antara salat subuh dan terbitnya matahari". ( HR.Baihaqi ).

Dilain waktu Rasulullah SAW usai memipin salat subuh, Beliau tidak melihat Ali bin Abi Thalib RA. Khawatir menantunya ini sakit, beliau langsung menuju rumahnya. Ketika bertemu dengan Siti Fatimah, mendapat penjelasan bahwa saking asyiknya Ali, suaminya beribadah malam, maka salat subuh dilakukan di rumah. Rasulullah SAW kemudian berkata kurang lebih: "Salat subuh yang dilakukan secara berjemaah (di masjid), lebih bagus daripada ibadah yang dilakukan seseorang sepanjang malam di rumah".

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Barangsiapa yang melaksanakan salat isya secara berjemaah , maka ia seperti salat malam separoh malam. Dan barangsiapa yang melaksanakan salat subuh secara berjemaah, maka ia seperti salat malam satu malam penuh". Sehingga Ibnu Umar RA pun menegaskan: "Sungguh, aku bisa melaksanakan salat subuh secara berjemaah, itu lebih aku sukai daripada salat malam semalam suntuk". Sudah pasti yang paling baik adalah istiqamah salat malam di rumah sesuai kemampuan dan ditutup dengan salat subuh secera berjemaah di masjid.. Wallahualam.**